Rabu, 04 April 2012

artikel fiqih muamalah


JUAL BELI DALAM ISLAM

1.   Pengertian Jual Beli
Menurut istilah terminology yang dimaksud jual beli adalah :
  • Menukar barang dengan barang atau barang  dengan uangdenga jalan melepaskan hak milik yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan (idris ahmad, fiqih al-syafi’iyah : 5)
  • Penukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling merelakan atau memindahkan hak milik  dengan ada penggantinya dengan cara yang dibolehkan.
  • Aqad yang tegak atas dasar penukaran harta atas harta, maka terjadilah penukaran hak milik secara tetap.(Hasbi Ash-Shiddiqi, peng.Fiqh muamalah :97)
Dari beberapa definisi tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwasanya jual beli adalah suatu perjanjian yang dilakukan oleh kedua belah pihak dengan cara suka rela sehingga keduanya dapat saling menguntungkan, maka akan terjadilah penukaran hak milik secara tetap dengan jalan yang dibenarkan oleh syara’.Yang dimaksud sesuai dengan ketetapan hukum adalah memenuhu persyaratan-persyaratan, rukun-rukun dalam jual beli, maka jika syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan ketentun syara’. Yang dimaksud benda dapat mencakup pengertan barang dan uang dan sifatnya adalah bernilai. Adapun benda-benda seperti alkohol, babi, dan barang terlarang lainnya adalah haram diperjual belikan. Bahwasanya



2. Rukun dan Syarat Jual Beli
Rukun jual beli
  1. Akad
Ikatan kata antara penjual dan pembeli, ikatan ini bias diucapkan secara langsung atau kalau tidak mampu(bisu)bias dengan surat-menyurat
  1. Penjual dan pembeli
  2. Ma’kud alaih(objek akad)
Benda-benda yang diperjual belikan
Syarat sah ijab Kabul :
  1. Jangan ada yang memisahkan, jangan pembeli diam saja setelah penjual menyatakan ijab dan sebaliknya.
  2. Jangan diselangi kata-kata lain antara ijab dan kabul.
  3. Beragama islam.
Syarat benda yang menjadi objek akad :
  1. Suci, maka tidak sah penjualan benda-benda najis, kecuali anjing untuk berburu.
  2. Memberi manfaat menurut syara’.
  3. Jangan dikaitkan atau digantungkan dengan hal-hal lain, missal : jika ayahku pergi kujual motor ini kepadamu.
  4. Tidak dibatasi waktunya.
  5. Dapat diserahkan dengan cepat ataupun lambat.
  6. Milik sendiri.
  7. Diketahui barang yang diperjual belikan tersebut baik berat, jumlah, takaran dan lain-lainnya.
3.   Macam-macam jual beli :
Jual beli ditinjau dari segi hukumnya dibagi menjadi dua macam yaitu :
  1. Jual beli yang syah menurut hukum dan batal menurut hukum
  2. Dari segi obyek jual beli dan segi pelaku jual beli
Ditinjau dari segi benda yang yang dijadikan obyek jual beli dapat dikemukakan pendapat imam Taqiyuddin bahwa jual beli dibagai menjadi tiga bentuk :
  1. jual beli benda yang kelihatan
maksudnya adalah pada wajtu melakukan akad jual beli benda atyau barang yang diperjualbelikan ada didepan penjual dan pembeli, seperti membeli beras dipasar  dan boleh dilakukan.
  1. Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam janji
Sama dengan jual beli salam (pesanan), ataupun yang dilakukan secara tidak tunai (kontan). Maksudnya ialah perjanjian sesuatu yang penyarahan barang-barangnya ditangguhkan hingga masa tertentu.
Dalam salam berlaku semua syarat jual beli dan syarat-syarat tambahannya ialah :
  1. Ketika melakukan akad salam disebutkan sifat-sifatnya yang mungkin dijangkau oleh pembeli, baik berupa barang yang dapat ditakar, ditimbang maupun diukur.
  2. Dalam akad harus disebutkan segala sesuatu yang bias mempertinggi dan memperendah harga barang itu.
  3. Barang yang akan diserahkan hendaknya barang-barang yang biasa didapat dipasar.
  4. Harga hendakya dipegang ditempat akad berlangsug.
Jual Beli yang dilarang dan batal hukumnya adalah :
  1. Barang yang dihukumkan najis oleh agama seperti anjing, babi, berhala, bangkai dan khamar.
  2. Jual beli sperma (mani) hewan, seperti mengawinkan seekor domba jantan dengan betina agar dapat memperoleh keturunan, jual beli ini haram:
  3. Jual beli anak binatang yang masih berada dalam perut induknya.
  4. Jual beli dengan mukhadharah yaitu menjual buah-buahan yang belum pantas untuk dipanen.
  5. Jual beli dengan munabadzah yaitu jual beli secara lempar-melempar.
  6. Jual beli gharar yaitu jual beli yang samar sehingga kemungkinan adanya penipuan, contoh : penjualan ikan yang masih dikolam.
  7. Larangan menjual makanan sehingga dua kali ditakar, hal ini menunjukkan kurang saling mempercayainya antara penjual dan pembeli.
Khiar dalam jual beli :
  1. Khiar Majlis
Artinya antara penjual dan pembeli boleh memili akan melanjutakan jual beli atau membatalkannya selama keduanya masih dalam satu tempat atau majelis.
2.   Khiar syarat
Yaitu penjualan yang didalamnya disyaratkan sesuatu baik oleh penjual dan pembeli, seperti seseorang berkata “saya jual rumah ini dengan harga seratus juta rupiah dengan syarat khiar selama tiga hari.
  1. Khiar ‘aib
Artinya dalam jual beli ini disyaratkan kesempurnaan benda-benda yang dibeli.
Lelang (muzayadah)
Penjualan denga cara lelang seperti ini dibolehkan dalam agama islam karena dijelaskn dalam satu keterangan yang artinya : “Dari Anas ra, Ia berkata Rasulullah SAW.menjual sebuah pelana dan sebuah mangkok air dengan berkata ; siapa yang ingin membeli  pelana dan mangkok ini? Seorang laki-laki menyahut; aku bersedia membelinya seharga satu dirham.Lalu nabi berkata lagi, siapa yang berani menambahi? Maka diberi dua dirham oleh seorang laki-laki kepada beliau, lalu dijuallah kedua benda itu kepada laki-laki tadi.(HR. Tirmizi)
  




















































Senin, 02 April 2012

KUNCI JAWABAN


1.C
2.C
3.C
4. B
5.A
6.A
7.C
8. B
9.B

URAIAN
1. Farduain, fardu kifayah, sunah
2.idul fitri, idul adha
3.sapi, kerbau
4. masjid tanah lapang

SOAL SOAL



 Soal soal
1.shalat idul fitri di laksanakan pada :
a. 7 rajab
b. 10 dhuzhijah
c. 1 syawal

2.shalat idul adha di laksanakan pada
a. 1 muharam
b.4 dhulhijah
c. 10 dhulhijah

3. idul adha di sebut juga
 a. idul fitri
b. aidain
c.idul qurban
4. sebelum shalat id biasanya menyerahkan
a. sembako
b. zakat fitrah
c. zakat maal
5.fardhu artinya
a. wajib
b.sunah
c.mubah

6. yang di korbankan biasanya adalah daging
 a. sapi
b. kelinci
c. marmot
7.sebelum shalat id biasanya di laksanakan
a.hadrah
b. pengajian
c. takbiran
 8.shalat id biasanya di laksanakan di:
a.Tanah lapang
b. masjid
c. rumah

9. cerita yang melatar belakangi idul adha adalah dari nabi
a. Muhammad
b.ibrahim
c. muhamad

uraian
1.sebutkan hukum shalat id?
2.sebutkan macam macam shalat id.?
3 apa saja hewan yang boleh di korbankan dalam idul adha?
4. Dimana tempat yang terbaik untuk idul adha?

METODE PENILAIAN



 Metode penilaian
Pilihan ganda : jumlah soal 10
                         Nilai :b=2
                                S= 0
                               Nilai max : 2x10 20
                               Nilai min : 0

 Uraian : jumlah soal 4
 Nilai b= 20 poin
Nilai s = 5
Nilai max  4x20=80
Total skor: max 80
           Min : 20
 Total skor : 100

KKM
100 : sangat baik
75 sd 90 : baik
60 sd 70 : cukup
0 sd 50 kurang

MATERI FIQIH


SHALAT ID

Salat Id adalah ibadah shalat sunah yang dilakukan setiap hari raya idul fitri dan idul adha Salat Id termasuk dalam salat sunah muakkad, artinya salat ini walaupun bersifat sunah Sunah namun sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya.
  Niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan di dalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena allah semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan Ridho Nya.
Shalat id di bagi menjadi 2 yaitu shalat idul fitri dan idul adha  shalat idul fitri di laksanakan pada hari raya idul fitri yaitu pada satu syawal sedangkan shalat idull adha dilakukan pada saat idul adha yaitu 10 dzulhijah atau sebelum penyembelihan hewan qurban
Waktu salat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, rukun dan sunahnya sama seperti salat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunah sebagai berikut :
KETENTUAN SHALAT ID
1.      Dilakukan di tanah lapang atau di masjid
2.      Menggunakan pakaian rapi
3.      Menggunakan wangi wangian
4.       mandi

                                                       
HUKUM SHALAT ID
 Menurut beberapa ulama ada perbedaan pendapat tentang hukum shalat ide
Ada yang mengatakan bahwa shalat id itu sunah yaitu apabila di kerjakan mendapat pahala dan apabila tidak di kerjakan tidak apa apa
 Fardhu ain artinya dosa apabila tidak mengerjakannya
Fardhu kifayah artinya : di lihat dari segi adanya shalat itu sendiri bukan di lihat dari orangnya